Sunday, January 15, 2012

Multiprotocol Label Switching (MPLS)


Multi Protocol Label Switching (MPLS) adalah suatu metode forwarding yang merupakan peningkatan teknik forwarding pada koneksi tradisional didalam perpindahan data paket yang besar. MPLS packets forwarding memiliki tingkat keefisienan yang tinggi yaitu dengan meneruskan data melalui suatu jaringan dengan menggunakan informasi dalam label yang dilekatkan pada paket IP. MPLS menggabungkan teknologi switching layer-2 dengan teknologi routing layer-3. MPLS menyederhanakan routing paket dan mengoptimalkan pemilihan jalur (path) yang melalui core network. MPLS dikatakan sebagai multiprotocol karena teknik ini mampu digunakan untuk lebih dari sekedar network layer protocol.

Hasil penelitian InternetWeek Research memperlihatkan bahwa alasan utama para manajer teknologi informasi (TI) memilih teknologi VPN-IP dibandingkan dengan teknologi lainnya adalah untuk mengurangi biaya komunikasi yang cukup tinggi. Alasan ini merupakan dasar yang kuat bagi manajer TI untuk menggunakan layanan VPN-IP karena tidak perlu waktu berlama-lama untuk mendapat persetujuan dari manajemen. Suatu jaringan idealnya dapat menghubungkan antartitik secara any to any.
Adapun kelompok kerja MPLS yang berada di bawah area routing, di sisi lain mengembangkan mekanisme untuk mendukung higher layer resource reservation, QoS dan definisi perilaku host. Para penyedia jasa biasanya menawarkan salah satu di antara kedua arsitektur jaringan ini berdasarkan kebutuhan pelanggan dan pasar yang dilayaninya.
MPLS melaksanakan fungsi sebagai berikut:
a)      Menghubungkan protokol satu dengan lainnya dengan Resource Reservation Protocol (RSVP) dan membuka Shortest Path First (OSPF).
b)      Menetapkan mekanisme untuk mengatur arus traffic berbagai jalur, seperti arus antar perangkat keras yang berbeda, mesin, atau untuk arus pada aplikasi yang berbeda.
c)      Digunakan untuk memetakan IP secara sederhana.
d)     Mendukung IP, ATM dan Frame-Relay Layer-2 protokol
Berikut adalah hal-hal yang menggambarkan setiap langkah operasi MPLS yang terjadi pada suatu daerah MPLS.
a)      Label creation dan distribution
b)      Label creation at each router
c)      Label switched path creation
d)      Label insertion/ Table lookup
e)      Packet forwarding
a.       Label creation dan distribution :
Di dalam LDP, downstream router memulai pendistribusian label dan label/FEC binding. Sebagai tambahan karakteristik traffic-related dan MPLS kemampuan direncanakan menggunakan LDP. Suatu dapat dipercaya dan perintahkan/memesan protokol pengangkutan harus digunakan untuk protokol pemberian isyarat. LDP creation at each router menggunakan TCP
b.      Tabel creation at each router :
Sesudah menerima dari label binding, masing-masing LSR menciptakan isi Label Information Base (LIB). Bagian-bagian dari tabel akan menetapkan pemetaan antara suatu label dan suatu FEC. Pemetaan antara masukan port itu dan masukan label ke keluaran port dan keluaran label. Masukan diperbaharui kapan saja ketika renegosiasi dari label binding terjadi.

c.       Label switched path creation :
LSPS diciptakan dalam arah yang berlawanan terhadap bagian-bagian LIBs.

d.      Label insertion/ Table lookup :
Penerus pertama menggunakan table LIB untuk menemukan loncatan berikutnya dan meminta suatu label untuk FEC yang spesifik. Penerus yang berikut baru menggunakan label untuk menemukan loncatan berikutnya. Ketika paket menjangkau jalan ke luar LSR, label dipindahkan dan paket disalurkan ke tujuan.
Teknologi semacam ATM memiliki mekanisme pemeliharaan QoS, dan memungkinkan diferensiasi, namun menghadapi masalah pada skalabilitas yang mengakibatkan perlunya investasi tinggi untuk implementasinya.
Di lain pihak, Internet yang dengan protokol IP berkembang lebih cepat. IP sangat baik dari segi skalabilitas, yang membuat teknologi Internet menjadi cukup murah. Namun IP memiliki kelemahan serius pada implementasi QoS. Untuk itu kemudian dikembangkan beberapa metode untuk memperbaiki kinerja jaringan IP, antara lain dengan MPLS.
MPLS merupakan salah satu bentuk konvergensi vertikal dalam topologi jaringan. MPLS menjanjikan banyak harapan untuk peningkatan performansi jaringan paket tanpa harus menjadi rumit seperti ATM. Pada perkembangannya, metode MPLS juga membangkitkan gagasan mengubah paradigma routing di layer-layer jaringan yang ada selama ini, dan mengkonvergensikannya ke dalam sebuah metode, yang dinamai GMPLS.

IPSec adalah prasarana jaringan yang memiliki keamanan tingkat tinggi untuk mengirim data berharga melalui jaringan publik, semisal Internet. Jaringan ini memberikan tingkat privasi dan keamanan data melalui mekanisme tunneling dan pengacakan. Caranya dengan menciptakan lorong (tunnel) antara titik-titik yang hendak dihubungkan.
Arsitektur MPLS hadir untuk mengatasi kompleksitas jaringan IPSec. kebalikan dari jaringan IPSec yang bagus untuk hubungan remote access, keunggulan MPLS justru karena ditempatkan di jaringan inti penyedia jasa. Dari sini QoS, penataan lalu lintas dan penggunaan bandwidth dapat dikendalikan sepenuhnya.
Sesuai namanya, arsitektur MPLS menggunakan label untuk membedakan klien yang satu dengan klien yang lainnya. Di atas jaringan yang sama, titik yang memiliki label yang sama terhubung dan menjadi satu VPN, sehingga tidak perlu lagi menciptakan lorong antartitik.
MPLS memiliki tingkat keamanan yang sangat baik, tidak kalah dari keamanan pada jaringan frame relay maupun ATM. Bagi pelanggan yang sangat mengutamakan keamanan, di perbankan misalnya, tingkat keamanan MPLS ini malah masih dapat ditingkatkan lagi dengan menggabungkan MPLS dengan IPSec.

MPLS Quality of Service
MPLS QoS (Quality of Service) mempengaruhi mekanisme existing dari IP QoS DiffServ, memungkinkan mereka bekerja pada jalur / path MPLS. Extension tertentu, termasuk kemampuan untuk melakukan “set” dan “match” pada bit-bit MPLS EXP telah ditambahkan, meskipun “fundamental behavior” dari mekanisme QoS tetap tidak berubah.
MPLS secara fundamental adalah teknik “tunneling”, jadi mekanisme QoS memungkinkan untuk penerapan yang flexible dengan “tunneling” QoS pelanggan melalui policies QoS dari Service Provider.
Oleh karena itu, Service Provider seharusnya menggunakan nilai EXP 6 untuk voice, dan nilai EXP 4 dan 3 untuk trafik non-voice. Menyediakan transparent services secara simultan untuk Enterprise dengan Maps QoS sebagai berikut :
1)       Menggunakan Prec 3 untuk voice dan Prec 2 untuk trafik non-voice
2)       Menggunakan Prec 5 untuk voice dan Prec 4 untuk trafic non-voice
Penawaran service QoS pada MPLS VPN telah menjadi nilai tambah bagi Service Provider, tetapi penerapan QoS bervariasi antar customer. Beberapa customer membuat hanya 2 class of services - (voice dan non-voice), sementara lainnya membuat sebanyak 5 class:
1.      Best Effort Data
2.      Interactive Data (i.e.,Telnet)
3.      Mission Critical Data (ERP applications; i.e., SAP, PeopleSoft)
4.      Video
5.      Voice

0 komentar:

Post a Comment

 
© Copyright 2035 mas Joko
Theme by Yusuf Fikri